Ahlan Wa Sahlan

Assalamualaikum

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini.. :)
Diperkenankan mengunduh (coPas) artikel di sini dengan menyertakan sumber yg bersangkutan..
Semoga bermanfaat :D

Senin, 04 Oktober 2010

BUFFER

Siang yang panas, sendirian di halte. Akhirnya stelah menunggu skitar 20 menit, bus jurusan Perak datang juga. Aku masuk lewat pintu depan.
Yaaah.. busnya penuh. Kulihat ada 1 kursi kosong, di sebelah pemuda yg sepertinya seumuran denganku. Agak malas sebenarnya, duduk di samping yg bukan muhrim, tapi apa boleh buat, daripada berdiri.
Setelah pak kondektur menagih ongkosnya, aku menyelam ke dunia maya.
"SSC kelas apa?", tanya pemuda itu tiba2 dan mengagetkanku.
"Eh, 202", jawabku singkat, padat dan jelas.
"Mw ke perak ya?"
"Iya."
"Dari sma mana?"
"Sma 1 bangkalan."
"Ouh..."

Aku diam, dan dia berhenti bertanya. Kulanjutkan aktivitasku main fb.

"Ehm, aku duluan y.. Assalamualaikum", ujarnya sekali lagi mengagetkanku.
"Iya. Waalaikumsalam".

Dalam hati aku bertanya2, siapa sih dia?, sksd bgt... Apa ank ssc jg y?, ahh,, whatever, toh ktemu cm sekali..

Hari kedua bimbel, lagi2 busnya penuh.
"hei, kita ketemu lagi", sapa anak disampingku.
"hmm, iya kah?"
"kemarin kita 1 bus, masa lupa sih?"
"oh, maaf, aku nggak bisa cepat mghafal org", jwbku dingin.
"oh iya gapapa. Santai aja, hehe", jawabnya sok cool dg tersenyum.

Aku diam tp dlm hati berceloteh, "aku dari tadi santai mas, situ yg cerewet, nanya2 mulu".

Jujur sbenernya aku g terlalu suka sm org yg sksd.
Akhirnya dia diam, dn aku main hp lagi.
Sperti biasa, dia turun duluan, dn slalu mengucapkan salam disertai senyuman.

Hari ketiga, entah mengapa aku bertemu dia lagi, dan selalu hanya tempat duduk disampingnya yg kosong.
Aku bersyukur dia diam. Namun spuluh menit kmudian, ia mengusik ketenanganku.
"Lagi g sibuk kan? Boleh minta tolong?"
"Iya, apa?"
"Aku lagi hafalan surat Ar-Rahman ni, tolong simak ya".
"Tapi aku nggak hafal"
"Umm, ini", katanya sambil menyodorkan Al-Quran padaku.
Subhanallah, tak dapat kupungkiri, suara bagus sekali, lembut, menyejukkan hatiku.

Ditengah surat, ia berhenti, baru sadar kalau kelewatan turun, dia bergegas pergi dn tak lupa mengucapkan salam padaku.
"Hey, he's not too bad", kataku dlm hati.

Dan setiap hari, setiap pulang bimbel, kami selalu satu bus, dan duduk bersebelahan. Aku selalu menyimak ia menghafal ayat2 suci Al-Quran. Dan tak jarang kami bicara tentang pelajaran. Dan dia, ternyata juga suka kimia.
"Sebelumnya kita pernah ketemu lho"
"Oh ya? Dimana?", tanyaku penasaran.
"Di asrama haji. Waktu OSN tuh. Kamu ikt Kimia kan? Aku juga lho".
"Oooh.. Iya iya. Tapi kita nggak kenalan deh kayaknya. Ya kan?"
"Iya, aku cm pernah liat kamu, dn aku ingat, hhe".

Dan entah mengapa, aku merasa dia itu seperti selalu tahu bagaimana perasaanku dan apa aktivitas ataupun masalahku, padahal aku nggak pernah cerita sedikitpun padanya. Dia sering menyampaikan padaku beberapa ayat Al-Quran maupun hadits Rasulullah. Dan itu selalu tepat menyadarkanku dari setiap keluhanku. Aku jadi semakin penasaran siapa dia sebenarnya.

Siang itu aku benar-benar diam, sedih seolah-olah tak punya kekuatan untuk tersenyum.
"Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan", ujarnya padaku.
Aku terkejut sepertinya dia tahu aku sedih dan kecewa gara-gara hasil try out. Aku menoleh, menatapnya sesaat, dan mengacuhkannya lagi. Tapi dalam hati aku penasaran, darimana dia tahu masalahku.

Hingga suatu hari, aku tak mendapatinya di bus yang biasa kami naiki. Aku, entah bagaimana, merasa ada yang hilang. Tidak, aku tidak merindukannya. Tidak mungkin.

Akhirnya, setelah tiga hari menanti, kami satu bus lagi. Hari ini, untuk pertama kalinya setelah satu bulan kami saling mengenal, aku memulai pembicaraan lebih dulu.
"Eh, dari 6666 ayat dalam Al-Quran, manakah yg paling kamu suka?"
"An Nur ayat 26. Wanita2 yg baik adalah untuk laki2 yg baik. Dan laki2 yg baik adl untuk wanita2 yg baik pula", jawabnya disertai senyuman.
"Ooh".
"Tapi mungkin untukku tidak didunia ini", sambungnya dg nada agak sedih.
"Maksudmu?"
"Ah, sudahlah. Forget it, aku hanya bercanda. Ahahaha", ucapnya riang, tanpa beban, seperti berubah 180 derajat.

Dia tak ingin terlihat lemah, selalu menyimpan kesedihan sendiri. "Kalau aku juga sedih, siapa yang menghiburmu?" begitu katanya.

H-4 Snmptn. Sudah 3 hari kemarin aku pulang sore, jadi tak bertemu dengannya. Hari ini kuharap kita satu bus. Namun perkiraanku salah, ia tak ada. Kursi itu kosong. Pak kondektur yang sepertinya sudah hafal kami bertanya,"Lho, temannya mana dek? Biasanya selalu bareng".
"Umm, kurang tahu pak".

Sepuluh menit kemudian, kondektur itu menghampiriku.
"Dek, maaf tadi saya lupa. Kemarin temennya titip ini", ucapnya sambil memberikan sebuah buku padaku.
"Oh, iya, terimakasih Pak".

Aku heran, tak mengerti maksud Argon (anak itu, aku memanggilnya Argon karena aku memang tak tahu namanya) memberiku buku Sang Pemimpi. Ku temukan sepucuk surat di dalam buku itu.



Assalamualaikum, :)

dear Oksigen :p
ahahaha...

Pasti heran y?, knapa aku kasih kamu buku ini. Maaf ya aku nggak bisa berikan langsung buku ini, karena waktuku memang terbatas. Dan kita tidak akan pernah bertemu kembali, tp semoga kita berjumpa lagi di surga ^^.

Simpan baik-baik ya, ini salah satu buku favoritku, saat kau merasa jenuh belajar atau putus asa, bacalah buku ini.

Aku juga minta maaf kalau punya salah sama kamu, aku tahu kamu pernah ngerasa sebel kan ma aku, hehe, maaf ya.

Oia, satu lagi. Di bagian belakang buku ini ada alamat fbku, tolong kamu update statusku tiap hari ya, 1 hari 1 ayat AlQuran, jd cukup kan 6666 ayat untuk beberapa tahun, kalau sudah habis, update hadits-hadits y. Hehe.. :D
maaf merepotkanmu, aku hanya ingin tetap bermanfaat bagi orang lain meskipun aku tak ada lagi di antara mereka. Aku tahu kamu anak yang baik kok, jadi pasti memenuhi permintaanku. ;D

Jaga diri baik-baik ya, cari Buffer yg tepat. *Buffer=penyangga hidup. :p
ingat surat An Nur:26, hehe..

Terima kasih untuk semuanya, Oksigen.
Smangat!! Kamu pasti bisa lolos snmptn ^_^

Wassalam....



"Waalaikumsalam", jawabku dalam hati.

Aku masih bingung, kata-katanya seperti orang yang mau pergi jauh, jauh sekali. Saat itu juga aku membuka fbnya dan kubaca kiriman wall dari temannya.

'Xxxx xxxxx
sobat, selamat jalan. Semoga arwahmu tenang di sisi-Nya.'

Aku yang haus informasi bertanya pada temannya. 'Argon telah tiada, kemarin, dia sakit', begitu jelasnya.

Aku ingin menangis, tapi tidak di sini. Meskipun sakit sekali rasanya, ku coba menahan kesedihan ini dalam hati. Kukepalkan tanganku di depan jantung, berusaha menguatkan diri.

Aku menyesal, pertemuan terakhir kami waktu itu berakhir dengan pertengkaran. Aku marah padanya, padahal ia tak sengaja merobek Ljkku. Aku sungguh menyesal, tak sempat memberikan senyumanku di akhir hidupnya.

Tapi aku tahu, aku harus berdamai dengan kenyataan.

Selamat jalan Argon, semoga kau tenang di sisi-Nya. Dan terima kasih untuk semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar