Ahlan Wa Sahlan

Assalamualaikum

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini.. :)
Diperkenankan mengunduh (coPas) artikel di sini dengan menyertakan sumber yg bersangkutan..
Semoga bermanfaat :D

Senin, 04 Oktober 2010

Kriteria Wanita Idaman

Segala puji bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Siapakah yang pantas menjadi wanita idaman? Bagaimana kriterianya? Ini sangat perlu sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, sehingga si pria tidak salah dalam memilih. Begitu juga kriteria ini dimaksudkan agar si wanita bisa selalu introspeksi diri. Semoga bermanfaat.

Kriteria Pertama: Memiliki Agama yang Bagus

Inilah yang harus jadi kriteria pertama sebelum kriteria-kriteria lainnya. Tentu saja wanita idaman memiliki aqidah yang bagus, bukan malah aqidah yang salah jalan. Seorang wanita yang baik agamanya tentu saja tidak suka membaca ramalan-ramalan bintang seperti zodiak dan shio. Karena ini tentu saja menunjukkan rusaknya aqidah wanita tersebut. Membaca ramalan bintang sama halnya dengan mendatangi tukang ramal. Bahkan ini lebih parah dikarenakan tukang ramal sendiri yang datang ke rumahnya dan ia bawa melalui majalah yang memuat berbagai ramalan bintang setiap pekan atau setiap bulannya. Jika cuma sekedar membaca ramalan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamBarangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya mengenai sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam.”[1] Jika sampai membenarkan ramalan tersebut, lebih parah lagi akibatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kufur pada Al Qur’an yang diturunkan pada Muhammad.”[2] katakan, “

Begitu pula ia paham tentang hukum-hukum Islam yang berkenaan dengan dirinya dan juga untuk mengurus keluarga nantinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan seorang pria untuk memilih perempuan yang baik agamanya. Beliau bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”.[3] Sebenarnya makna “taribat yadak”adalah

Inilah kriteria wanita idaman yang patut diperhatikan pertama kali –yaitu baiknya agama- sebelum kriteria lainnya, sebelum kecantikan, martabat dan harta.

Kriteria Kedua: Selalu Menjaga Aurat

Kriteria ini pun harus ada dan jadi pilihan. Namun sayangnya sebagian pria malah menginginkan wanita yang buka-buka aurat dan seksi. Benarlah, laki-laki yang jelek memang menginginkan wanita yang jelek pula.

Ingatlah, sangat bahaya jika seorang wanita yang berpakaian namun telanjang dijadikan pilihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”[4] Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang dalam hadits ini adalah:

1. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang. 2. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.[5]

Sedangkan aurat wanita yang wajib ditutupi adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.[6]

Kriteria Ketiga: Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i

Wanita yang menjadi idaman juga sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.

Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.

Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria.”[7]

Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.

Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”[8]

Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.

Kriteria keempat: Betah Tinggal di Rumah

Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.[9]

Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.[10]

Kriteria Kelima: Memiliki Sifat Malu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.”[11]

Kriteria ini juga semestinya ada pada wanita idaman. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!

Demikianlah kriteria wanita yang semestinya jadi idaman. Namun kriteria ini baru sebagian saja. Akan tetapi, kriteria ini semestinya yang dijadikan prioritas.

Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula, sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idam-idamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah umum yang mesti diperhatikan.

Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup ini.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.


Artikel www.remajaislam.com

Dipublikasikan oleh http://salafiyunpad.wordpress.com/

Hilangkan Kegelisahan 3

Konsentrasi Untuk Menghadapi Hari Ini

Diantara sarana yang dapat menangkis kesedihan dan keguncangan hati adalah terputusnya pikiran sepenuhnya untuk memberikan perhatian kepada pekerjaan hari ini yang sedang dihadapinya dan menghentikan pikiran dari menoleh jauh ke waktu mendatang dari kesedihan menengok masa lampau. Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung kepada Allah dari al-hamm (kegundahan) dan al-huzn (kesedihan) [1]. Al-huzn adalah kesedihan terhadap perkara-perkara yang telah lampau yang tidak mungkin diputar ulang ataupun di ralat. Sedangkan al-hamm : adalah kegundahan yang terjadi disebabkan oleh rasa takut dan khawatir terhadap sesuatu yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Jadi, hendaknya seorang hamba itu menjadi ‘putera harinya’ yakni ; menjadi manusia terbaik dalam menyongsong harinya yang sedang dihadapinya dan sekaligus mampu mengkonsentrasikan keseriusan dan kesungguhannya untuk memperbaiki hari dan detik yang sedang dihadapinya itu. Karena, pemusatan hati untuk berbuat demikian akan menuntutnya untuk mengoptimalkan pekerjaan, dan iapun dapat terhibur dengannya dari kegundahan dan kesedihan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan do’a atau mengajari umatnya untuk mengamalkan suatu do’a, beliau menganjurkan –seiring memohon dan mengharap pertolongan dan karunia Allah- agar mereka serius dan sungguh-sungguh dalam melakukan apa yang menjadi sebab terwujudnya harapannya itu dan menghindari apa yang menjadi sebab terhalangnya. Karena, do’a itu bergandeng dengan perbuatan.

Maka seorang hamba harus bersungguh-sungguh untuk meraih apa yang bermanfaat baginya dalam kehidupan religinya ataupun duniawinya dan memohon kepada Allah keberhasilan maksud dan tujuannya, seiring memohon pertolongan kepadaNya untuk itu, sebagaimana apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Berupaya keraslah untuk mencapai apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah serta janganlah kamu lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu berkata : Andaikan aku berbuat demikian tentu akan terjadi demikian dan demikian. Akan tetapi katakanlah : Allah telah mentaqdirkan (ini). Allah melakukan apa yang dikehendakiNya. Karena, kata “andaikan” membukakan pintu perbuatan syetan” [Hadits Riwayat Muslim dalam shahihnya]

Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memadukan antara dua hal. Yaitu antara perintah berupaya keras untuk mencapai hal-hal yang bermanfaat dalam berbagai kondisi, seiring memohon pertolongan kepada Allah serta tidak tunduk mengalah kepada sikap lemah, yang ia adalah sikap malas yang membahayakan, dan antara sikap pasrah kepada Allah dalam hal-hal yang telah lampau dan telah terjadi seiring meniti dengan mata hati terhadap qadha’ dan taqdir Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi segala kejadian dua bagian :

Bagian pertama : Adalah hal yang dimungkinkan seorang hamba berupaya meraihnya atau meraih yang mungkin darinya, atau hal dimungkinkan ia menangkisnya atau meringankannya. Disini seorang hamba harus memunculkan daya upaya seiring memohon pertolongan kepada Allah, sesembahannya. Sedangkan.

Bagian kedua : Adalah hal yang tidak dimungkinkan ia melakukan itu semua. Di sini seorang hamba harus tenang, ridha dan pasrah.

Tidak diragukan, bahwa berpedoman kepada prinsip ini dengan baik adalah merupakan sarana menuju kesenangan hati dan hilangnya kegelisahan maupun kegundahan.

Raihlah Ketentraman Batin

Meraih Dan Melakukan Al-Fadha’il (Tindak-Tindak Utama)

Di antara sarana yang dapat membawa ketentraman adalah meraih dan melakukan al-fadha’il (tindak-tindak utama berupa apapun). Lakukan itu seirama dorongan batin, tanpa mengada-ada yang justeru membuat anda mengeluh dan turun tangga, gagal meraih keutamaan itu, karena anda telah melalui jalan yang berbelok. Ini adalah suatu hikmah perjalanan.


Ciptakan Suasana Jernih Dan Manis Di Balik Kekeruhan

Di balik suasana-suasana kekeruhan, hendaknya anda dapat menciptakan suasana yang jernih dan manis. Dengan demikian, jernihnya kelezatan dan kenikmatan hidup ini akan bertambah dan suasana-suasana yang keruhpun akan sirna.


Jadikanlah Ketenangan Batin Dan Pemusatan Jiwa Sebagai Pembantu Anda Menangani Pekerjaan Penting.

Pusatkan perhatian anda kepada hal-hal yang bermanfaat, berbuatlah untuk merealisasikannya, dan janganlah menoleh ke hal-hal yang membahayakan atau merugikan, agar dengan itu anda dapat melupakan hal-hal yang menyebabkan kegundahan dan kesedihan. Jadikanlah ketenangan batin dan pemusatan jiwa sebagai pembantu anda untuk menangani pekerjaan-pekerjaan penting.


Selesaikan Pekerjaan Tepat Waktu

Di antara hal yang bermanfaat ialah menyelesaikan pekerjaan yang sedang ditangani dan berkosentrasi menghadapi yang akan ditangani. Karena, jika pekerjaan itu tidak anda selesaikan, akan tertumpuklah di depan anda sisa pekerjaan yang lalu ditambah pekerjaan berikutnya, dan beban pun akan menjadi berat. Maka, jika anda tentukan segala sesuatu tepat waktu, niscaya anda dapat menghadapi hal-hal yang akan datang dengan pikiran yang optimal dan penanganan yang optimal pula.


Pandai-Pandailah Memilih Dan Memilah Pekerjaan

Seyogiayanya anda memilih yang terpenting dari sekian pekerjaan yang bermanfaat, lalu yang berikutnya dan berikutnya, sesuai urutan nilai kepentingannya. Juga, hendaklah anda memilah mana yang dicenderungi dan sangat diminati oleh hati anda. Karena, hal sebaliknya akan membuahkan kebosanan, menurunnya semangat dan keruhnya pikiran. Jadikanlah pemikiran yang benar dan bermusyawarah sebagai penolong anda untuk itu. Maka, tidak akan menyesal seseorang yang meminta pendapat orang bijak.

Pelajarilah dengan cermat apa yang hendak anda lakukan. Jika anda telah yakin akan kemaslahatan dan bertekad kuat untuk melakukannya, bertawaqallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawaqal.

Hilangkan Kegelisahan 2

Memandang Ringan Segala Cobaan Dan Jangan Mudah Terguncang Oleh Bayangan Buruk
MEMANDANG RINGAN SEGALA COBAAN

Oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy

Diantara sarana yang paling bermanfaat untuk sirnanya keguncangan dan kegundahan manakala seorang hamba tertimpa aneka bencana adalah hendaknya ia berupaya memandang dan menjadikannya ringan. Yaitu, dengan mengandaikan atau membayangkan kemungkinan yang lebih buruk dari yang telah terjadi, dan ia kuatkan hatinya dalam menghadapinya. Jika ia lakukan itu, hendaknya ia berupaya, sejauh kemungkinanm untuk meringankan apa yang mungkin diringankan . Maka, dengan penguatan hati dan upaya yang bermanfaat semacam ini akan hilanglah kegelisahan dan kegundahannya, dan berganti menjadi upaya keras untuk meraih berbagai hal yang bermanfaat dan menangkis berbagai madharat yang menimpa hamba.

Lalu, jika ia terhampiri beberapa penyebab ketakutan, penyebab sakit, penyebab kemiskinan dan ketaktercapainya aneka hal yang disenanginya, hendaklah menghadapinya dengan tenang dan menguatkan hati dalam menanggung derita cobaan akan meringankannya dan menghilangkan tekanannya. Terutama jika ia menyibukkan dirinya untuk menangkis cobaan itu sebatas kemampuannya. Dengan itu, menyatulah dalam dirinya tekad mengukuhkan batin seiring berupaya yang bermanfaat, yang hal itu akan membuatnya tidak kalut oleh berbagai musibah. Ia tekan dirinya agar memperbaharui kekuatannya untuk melawan berbagai cobaan dan bencana, seiring bersandar dan percaya penuh kepada Allah. Tidak diragukan, bahwa upaya-upaya ini memiliki manfaat yang sangat agung untuk terwujudnya suatu kegembiraan dan kelapangan dada, di samping ia pun terus berharap pahala, baik didunia maupun di akhirat. Hal ini sudah dicoba dan disaksikan keberhasilannya. Bukti-bukti keberhasilannya bagi mereka yang telah mecobanya banyak sekali.

JANGAN MUDAH TERGUNCANG OLEH BAYANGAN BURUK

Di antara terapi yang paling hebat untuk penyakit syaraf hati, bahkan juga penyakit tubuh, adalah ketahanan dan kekuatan hati serta tidak mudah terguncang atau larut oleh bayang-bayang atau khayalan-khayalan buruk yang dipengaruhi oleh pikiran buruk. Karena, bila mana manusia takluk kepada khayalan-khayalan buruk dan hatinya mudah larut oleh pengaruh-pengaruh emosional yang berupa : rasa takut akan teridapnya penyakit atau semacamnya, mudah marah ataupun terganggunya pikiran oleh hal-hal yang memedihkan perasaaannya, dan membayangkan akan terjadinya bencana ataupun akan hilangnya segala yang disenanginya, kegundahan, penyakit dalam maupun luar dan rusaknya syaraf, yang hal itu mempunyai berbagai efek buruk, yang semua orang menyaksikan sendiri bahayanya yang banyak.


Melupakan Cobaan Yang Telah Lampau Diantara sarana penyebab lahirnya kegembiraan dan sirnanya berbagai kegundahan dan keruwetan adalah berupaya keras menyingkirkan penyebab kegundahan itu dan meraih berbagai sarana yang dapat membuahkan kegembiraan. Yaitu dengan melupakan cobaan-cobaan yang telah lampau yang tidak mungkin diputar ulang, dan menyadari bahwa kekalutan hati dan memikirkan hal itu adalah suatu tindakan sia-sia dan tidak dibenarkan oleh akal yang sehat, dan bahwasanya memikirkan hal yang semacam itu adalah suatu kebohongan dan kegilaan.

Jadi ia harus menekankan agar tidak memikirkan cobaan masa lalu itu. Juga agar ia menekankan hatinya agar tidak gelisah atau guncang menghadapi masa yang akan datang, yang dibayangkan akan menghadapi kemiskinan atau kekhawatiran atau bayang-bayang masa depan buruk yang lain. Hendaknya ia mengetahui, bahwa segala peristiwa dimasa mendatang, baik itu keberuntungan atau keburukan, harapan baik atau derita, adalah tidak dapat diketahui, dan bahwasanya itu semua di tangan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sedang ditangan hamba tiada lain adalah usaha meraih keberuntungan dan menangkis keburukan di masa mendatang itu. Disamping itu hendaknya seorang hamba mengetahui, jika ia memalingkan pikirannya dari bayang-bayang kegelisahan masa depan dan bertawaqal kepada Allah untuk membenahinya serta percaya penuh kepadaNya saat melakukan itu semua, niscaya hatinya akan tenteram, kondisinya akan membaik dan akan sirnalah kegundahan maupun keguncangannya itu.


Masa Bahagia Yang Pendek Itu, Janganlah Engkau Pendekkan Lagi Dengan Kegundahan Kelarutan Dalam Kekeruhan Pikiran. Orang yang bijak mengetahui bahwa hidupnya yang sehat dan benar adalah hidup yang penuh dengan kebahagiaan dan ketentraman, dan bahwasanya itu pendek sekali. Maka, tidaklah sepatutnya ia memendekkannya lagi dengan kegundahan dan kelarutan bersama kekeruhan pikiran. Karena, hal itu bertentangan dengan hidup sehat dan benar. Maka orang yang bijak sangat menghemat hidupnya, jangan sampai hari-harinya hilang begitu saja dirampas kegundahan dan kekeruhan pikiran.

Dalam hal ini tidak ada bedanya antara orang-orang yang taat dan orang yang jahat. Hanya saja, dalam mewujudkan kehidupan sehat bahagia ini, orang mu’min memiliki nilai lebih dan perolehan lebih di sisi manfaat duniawi maupun ukhrawi.

Yakinlah, Bahwa Cobaan Itu Kecil Dibanding Besarnya Karunia. Demikian halnya, jika ia tertimpa atau khawatir tertimpa cobaan atau hal yang tidak diinginkannya, seyogianya ia membandingkan ni’mat-ni’mat yang masih melekat padanya, baik di sisi kehidupan religi atau duniawi, dengan cobaan-cobaan yang menimpanya itu. Maka, saat membandingkan antara keduanya itu, akan nyata betapa banyaknya ni’mat yang dirasakannya dan betapa kecilnya cobaan yang menimpanya.

Begitu juga, seyogianya ia membandingkan bahaya yang dikhawatiri akan terjadinya itu dengan banyaknya peluang kemungkinan terhindar darinya. Maka, janganlah ia membiarkan kemungkinan yang lemah tadi mengalahkan banyaknya kemungkinan yang kuat itu. Dengan ini, akan sirnalah kegundahan dan kekhawatirannya. Hendaknya ia pun memperhitungkan kemungkinan terbesar yang dimungkinkan menimpanya. Lalu, ia kuatkan hatinya untuk menghadapinya kalaupun terjadi, dan berupaya untuk mencegah yang belum terjadi dan menangkis atau meringankan cobaan yang terjadi.

Hilangkan Kegelisahan 1

Percaya Penuh Kepada Allah, Tidak Takluk Kepada Bayangan Buruk

Jika hati seseorang bersandar dan bertawaqal kepada Allah, tidak takluk kepada bayang-bayang buruk dan tidak pula dikuasai oleh khayalan-khayalan buruk, sedang ia percaya penuh kepada Allah dan mendambakan karuniaNya, maka dengan itu segala kegelisahan dan kegundahan akan tertangkis, sejumlah penyakit luar maupun dalam akan hilang darinya, dan akan tercipta di hatinya kekuatan, kelapangan dan kegembiraan yang tak mungkin terungkapkan olah kata.

Berapa banyak rumah sakit dipenuhi oleh penderita akibat bayang-bayang dan khayalan-khayalan rusak. Berapa banyak hal ini meninggalkan efek buruk di hati kebanyakan orang yang kuat, lebih-lebih yang lemah. Berapa banyak ia mengakibatkan kedunguan dan sakit jiwa.

Orang yang sejahtera lahir dan batin adalah orang yang dapat disejahterakan dan dikarunia taufiq oleh Allah untuk dapat menekan jiwanya dalam rangka meraih sarana-sarana yang bermanfaat lagi mampu mengukuhkan hatinya dan mengusir keguncangan.

Allah berfirman.

“Artinya : Barangsiapa yang bertawaqal kepada Allah, niscaya Allah yang mencukupinya” [Ath-Thalaq : 3]

Yakni mencukupi segala yang dibutuhkannya baik dalam kehidupan religinya ataupun urusan duniawinya.

Maka orang yang bertawaqal kepada Allah, ia berhati kuat, tidak terpengaruh oleh bayang-bayang buruk dan tidak pula terguncang oleh peristiwa-peristiwa pahit. Karena, ia mengetahui bahwa yang demikian itu adalah tanda kelemahan jiwa dan kekalahan serta ketakutan yang tidak ada wujudnya yang nyata.
Ia mengetahui, di samping itu, bahwa Allah telah menjamin orang yang bertawaqal kepadaNya untuk dicukupiNya dengan sempurna. Maka, iapun percaya penuh kepada Allah, tenteram dan yakin dengan janjiNya. Dengan itu, sirnalah kegelisahan dan keguncangannya. Kesulitan yang dihadapinya berganti menjadi kemudahan, kesedihan berganti menjadi kegembiraan, dan rasa takut serta kekhawatirannya berganti menjadi rasa aman dan tenteram.
Kita memohon kepada Allah, semoga Dia mengaruniai kita kesejahteraan, kekuatan dan keteguhan hati, dengan lantaran tawaqal sepenuhnya kepadaNya, yang dengan itu Allah menjamin bagi orang-orang yang bertawaqal segala kebaikan dan menangkis segala cobaan maupun marabahaya.


Menyibukkan Diri Dengan Melakukan Suatu Pekerjaan Atau Mengkaji Suatu Ilmu Yang Bermanfaat

Diantara sarana untuk menangkis kegelisahan yang ditimbulkan oleh ketegangan saraf dan kekalutan hati karena beberapa hal yang mengeruhkan pikiran adalah : Menyibukkan diri dengan melakukan suatu perkejaan atau mengkaji suatu ilmu yang bermanfaat.

Hal ini dapat membuat hati melupakan kekalutan dengan melupakan hal-hal yang mengguncangkannya itu. Bisa jadi ia, karenanya, dapat melupakan beberapa penyebab yang telah membuatnya gundah dan sedih. Dengan demikian jiwanya senang dan kesemangatannya tumbuh dan bertambah. Sarana ini pun bagi mu’min dan selain mu’min adalah sama. Hanya saja, orang mum’min berbeda dan unggul karena iman, keikhlasan dan keberharapannya kepada pahala Ilahi melalui ilmu yang dipelajari dan diajarkannya dan melalui perbuatan baik yang dikerjakannya. Jika perkerjaan itu berupa ibadah, maka ia melakukannya dengan semestinya sebagai ibadah. Jika pekerjaan itu berupa kesibukan kerja dalam urusan duniawi atau aktivitas keseharian yang bersifat duniawi, maka ia sisipkan pada pekerjaan itu niat yang benar dan tujuan agar pekerjaan itu menjadi penolong baginya untuk melakukan ketaatan kepada Allah. Hal ini memiliki pengaruh yang efektif untuk menangkis kegundahan, kesedihan dan kesusahan.

Berapa banyak orang yang terkena keguncangan dan kekalutan batin, lalu terjangkiti berbagai penyakit. Ternyata terapinya yang manjur adalah ‘melupakan penyebab yang membuat jiwanya kalut dan guncang, dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan dari berbagai tugasnya’. Seyogianya kesibukan yang ditanganinya itu adalah hal-hal yang disenangi dan digandrungi jiwa. Karena, hal itu lebih mengacu untuk terwujudnya tujuan yang bermanfaat itu. Wallahu A’lam.



Memperbanyak Dzikir Kepada Allah Dan Mensyukuri Berbagai Ni’mat Allah
MEMPERBANYAK DZIKIR KEPADA ALLAH

Diantara sarana yang paling besar untuk kelapangan hati ialah memperbanyak berdzikir kepada Allah. Berdzikir ini memiliki pengaruh yang mengagumkan bagi kelapangan dan ketentraman hati dan hilangnya kegelisahan dan kegundahan. Allah berfirman.

“Artinya : Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah, hati menjadi tenteram’ [Ar-Ra’d : 28]

Maka, berdizikir kepada Allah memiliki pengaruh yang agung untuk mewujudkan maksud ini, oleh sebab keistimewaan dzikir itu sendiri dan oleh sebab dianugrahkannya balasan dan pahala bagi seorang hamba lantaran dzikirnya itu.

MENSYUKURI BERBAGAI NI’MAT ALLAH

Begitu juga, menyebut-nyebut aneka ni’mat Allah yang zhahir maupun yang bathin adalah diantara sarana menuju kelapangan dan ketentraman hati. Karena, mengetahui dan menyebut-nyebut ni’mat itu menjadi salah satu sebab yang dengan itu Allah menangkis kegelisahan dan kegundahan.

Seorang hamba dianjurkan untuk bersyukur. Syukur itu adalah tingkatan yang paling tingggi dan paling luhur. Sampai-sampai sekalipun hamba itu dalam keadaan mengalami derita kefakiran atau sakit ataupun cobaan lainnya, karena, jika ni’mat-ni’mat Allah yang telah dikaruniakan kepadanya –yang hal itu tidak dapat dihitung- ia bandingkan dengan cobaan yang menimpanya, maka cobaan itu bukanlah apa-apa dibanding ni’mat-ni’mat lain.

Bahkan jika Allah menguji seorang hamba dengan satu cobaan atau musibah, lalu ia menunaikan kewajiban bersabar, ridha dan pasrah dalam mengarungi cobaan itu, niscaya entenglah tekanan cobaan itu dan ringanlah bebannya. Disamping itu, perenungan seorang hamba pada balasan dan pahala Ilahi dibalik cobaan itu dan keberhambaannya kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban bersabar dan ridha, semua itu akan dapat mengubah hal yang pahit menjadi manis. Dengan itu, manisnya pahala di balik cobaan itu justeru akan membuatnya melupakan pahitnya bersabar karenanya.

Bersyukurlah

Pandanglah Kebawah, Anda Akan Melihat Besarnya Ni’mat Allah. 

Di antara sarana yang paling bermanfaat dalam hal ini adalah menerapkan yang dibimbingkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di dalam hadits shahih, beliau bersabda.

“Artinya : Pandanglah orang yang lebih bawah darimu (dalam hal materi), dan jangan kamu pandang orang yang lebih atas darimu. Hal itu lebih cocok bagimu, agar kamu tidak merendahkan ni’mat Allah yang dikaruniakanNya kepadamu
”.

Seorang hamba jika memusatkan perhatiannya pada ajaran nabawi yang agung ini, maka ia akan melihat dirinya mengungguli orang banyak dalam hal kesejahteraan dan rezki serta rentetan kenikmatan lain berkat kedua karunia itu, meski ia dalam kondisi apapun. Dengan itu sirnalah keguncangan, kegundahan dan keruwetannya, dan bertambahlan kegembiraan dan kesukaannya terhadap ni’mat-ni’mat Allah, yang ia dalam hal ini mengungguli orang-orang yang lain dibawahnya.

Setiap kali seorang hamba merenungi ni’mat-ni’mat Allah yang zhahir maupun yang batin, baik itu dari sisi kehidupan religi maupun duniawinya, ia akan melihat Allah Tuhannya telah mengarunianinya karunia yang banyak dan telah menangkis untuknya berbagai keburukan. Tidak diragukan, bahwa hal itu dapat menangkis kegundahan dan keruwetan, disamping membuahkan kegembiraan dan kesukacitaan.

Mata dan Hati

Menurut penyair cinta, yang terkandung dalam hati adl masa lampau dan masa datang. Di sana t'dpt waktu dan ruang, kenangan dan harapan, berbagai keajaiban dan rahasia.

Mata itu sendiri adl sosok ciptaan yg hidup, demikian pula hati memiliki kehidupan, hingga terkadang, mata bersuka cita sementara hati sedang tersayat.
Mata memiliki pusat informasi yg bisa memantaukan ke hati baginya, lalu menyibak tabirnya, menyebarkan rahasianya.
Mata bisa menghitung orang" yang memandanginya, kemudian mencatat nama mereka yg terkena panahnya lalu membacakannya kepada seorang penyair dari belakang pemiliknya (pemilik mata).

Maka jangan heran oleh perkataan mata, karena ia bisa menceritakan kisah" yang panjang. Ia bisa memerintah dan bisa pula melarang, bahkan bisa berjanji dan memberi harapan meski tidak bisa dipegang.

Hati menengok ke kanan dan ke kiri...ya benar, memang ia berbuat demikian. Hati menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat rumah" dan penghuninya. Lantas kafilah menjauh, hingga yg tampak hanya kerangkanya saja. Kafilah menjauh terus hingga yg tampak hanya asapnya saja, lalu semakin menjauh lagi hingga tiada sesuatu pun yg tampak. Di saat seperti ini, hati mulai melihat dg kedua matanya yg tiada terhalang oleh jarak, tidak juga tersekat oleh malam dan tidur...

Tersenyumlah

Senyuman adalah cerminan jiwa, pancaran hati orang yang tersenyum.

Bahagia dan sedih dapat tergambar dari senyuman.

Imam Ibnu Uyainah berkata:"Senyuman adalah magnet kuat untuk meraih rasa cinta. Sedangkan perbuatan baik adalah sesuatu yang mudah, berwajah ceria dan pembicaraan yang lembut."

Senyuman yang tulus dan timbul dari orang tercinta adalah kebahagiaan bagi orang yg diberi senyuman.

Senyuman itu dapat melembutkan dan menarik perhatiannya.
=D

Dialog Hati dan Otak

Hati: Gimana? Betul perkiraanku..

Otak: iya,, nilaix rendah.. T.T

H: tp g jd remidi kn?

O: hu.umb..

H: bersyukurlah..

O: iya.. Alhamdulillah..

H: nyesel kan?

O: iya, banget..

H: salahmu dewe..

O: iya iya aq tau.. Aq yg salah.. Aq udh meremehkan..

H: bagus klo Kamu nyadar,, jgn diulangi lg..

O: Tp wkt it aq kn jg g enk badan..

H: g da alasan.. Udh penyakitx org sukses, klo udh di atas, selalu ngentengin..

O: ....

H: jadikn pengalamanmu ini pelajaran buatmu..

O: <>

H: jgn lengah.. Jgn hanya puas dg semua yg udh km capai.. Perjalanan hidupmu masih panjang,, msh butuh lebih banyak perjuangan dan pengorbanan..

O: iya", cerewet.. aku capek tau.. Dari dulu slalu bgini.. Slalu diforsir.. Aku lelah..

H: klo km berhenti skrg, akan sia" perjuangan slama ni..

O: aq tau..

H: truz?? Ngapain ngomong kyk td??

O: cuma mau bilang..

H: ooh.. Oia, Km sayang orangtuamu kn? Klo gt berjuanglah demi mereka juga..

O: iya, amat sangat.. Baiklah, aq kn berusaha jd yg terbaik.. Buat mereka bangga pux anak kayak aku..

H: sipp..

O: kita kerja sama y?

H: okey.. Kamu berpikir, aq kn menjaga dan mengawasimu..

O: aku jg akan menjagamu dari penyakit hati..

H: terima kasih..

O: terima kasih juga..

H: semangat! 1bulan lagi.. Bismillah.. =D

O: iya! Bismillah.. ^^



.:jadilah spt padi, makin berisi makin merunduk:.

Kami akan menguji kamu dg keburukan dan kebaikan sbg cobaan._QS.Al Anbiya:35_

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya (QS.Al Baqarah:286)

Didiklah jiwamu dgn segala ilmu yg bermanfaat, maka ia akan menjadi tinggi derajatnya.

Sesungguhnya jiwa itu bagaikan kaca dan akal pikiran bagaikan lampunya, sedangkan hikmah(kebijakan) Allah bagaikan minyaknya. Apabila ia bercahaya, maka dirimu akan menjadi hidup, dan apabila ia padam, maka dirimu akan seperti mati._unknown, in Islamic book_

Aku tidak boleh cepat puas, aku harus tetap belajar dan kerja keras (Cesc Fabregas)

Perenungan Diri

“Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.

“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,” tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.

“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.

“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.

Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.

Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.


Aktivis sekuler tak lagi segan

Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.”

Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.


Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat

Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.

2. Rapat Berhadap-Hadapan Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar) Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. “Men-tek” Untuk Menikah “Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.

6. Telfon Tidak Urgen Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu “Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :).“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.

10. Curhat “Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.

11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat “Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Dalil untuk nomor 1-5: a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)

b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)

c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)

d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”

e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12: "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)

Penutup

Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.

Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan. Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.
“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “


* berharap artikel ini mampu membuat kita merenungkan kembali semua hal yang tlah kita lakukan. Termasuk diri saya yang masih sangat jauh dari sempurna. Yang masih belum bisa bertindak tegas untuk masalah yang satu ini... Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan ALLAH SWT...

Amiin ya Rabb...



Sumber: copas dari catatan sahabat saya, yang sepertinya dia juga copas, hehe..
Firdaaa,,, syukron katsiron yaaah udah ingetin sayaa.. :)

BUFFER

Siang yang panas, sendirian di halte. Akhirnya stelah menunggu skitar 20 menit, bus jurusan Perak datang juga. Aku masuk lewat pintu depan.
Yaaah.. busnya penuh. Kulihat ada 1 kursi kosong, di sebelah pemuda yg sepertinya seumuran denganku. Agak malas sebenarnya, duduk di samping yg bukan muhrim, tapi apa boleh buat, daripada berdiri.
Setelah pak kondektur menagih ongkosnya, aku menyelam ke dunia maya.
"SSC kelas apa?", tanya pemuda itu tiba2 dan mengagetkanku.
"Eh, 202", jawabku singkat, padat dan jelas.
"Mw ke perak ya?"
"Iya."
"Dari sma mana?"
"Sma 1 bangkalan."
"Ouh..."

Aku diam, dan dia berhenti bertanya. Kulanjutkan aktivitasku main fb.

"Ehm, aku duluan y.. Assalamualaikum", ujarnya sekali lagi mengagetkanku.
"Iya. Waalaikumsalam".

Dalam hati aku bertanya2, siapa sih dia?, sksd bgt... Apa ank ssc jg y?, ahh,, whatever, toh ktemu cm sekali..

Hari kedua bimbel, lagi2 busnya penuh.
"hei, kita ketemu lagi", sapa anak disampingku.
"hmm, iya kah?"
"kemarin kita 1 bus, masa lupa sih?"
"oh, maaf, aku nggak bisa cepat mghafal org", jwbku dingin.
"oh iya gapapa. Santai aja, hehe", jawabnya sok cool dg tersenyum.

Aku diam tp dlm hati berceloteh, "aku dari tadi santai mas, situ yg cerewet, nanya2 mulu".

Jujur sbenernya aku g terlalu suka sm org yg sksd.
Akhirnya dia diam, dn aku main hp lagi.
Sperti biasa, dia turun duluan, dn slalu mengucapkan salam disertai senyuman.

Hari ketiga, entah mengapa aku bertemu dia lagi, dan selalu hanya tempat duduk disampingnya yg kosong.
Aku bersyukur dia diam. Namun spuluh menit kmudian, ia mengusik ketenanganku.
"Lagi g sibuk kan? Boleh minta tolong?"
"Iya, apa?"
"Aku lagi hafalan surat Ar-Rahman ni, tolong simak ya".
"Tapi aku nggak hafal"
"Umm, ini", katanya sambil menyodorkan Al-Quran padaku.
Subhanallah, tak dapat kupungkiri, suara bagus sekali, lembut, menyejukkan hatiku.

Ditengah surat, ia berhenti, baru sadar kalau kelewatan turun, dia bergegas pergi dn tak lupa mengucapkan salam padaku.
"Hey, he's not too bad", kataku dlm hati.

Dan setiap hari, setiap pulang bimbel, kami selalu satu bus, dan duduk bersebelahan. Aku selalu menyimak ia menghafal ayat2 suci Al-Quran. Dan tak jarang kami bicara tentang pelajaran. Dan dia, ternyata juga suka kimia.
"Sebelumnya kita pernah ketemu lho"
"Oh ya? Dimana?", tanyaku penasaran.
"Di asrama haji. Waktu OSN tuh. Kamu ikt Kimia kan? Aku juga lho".
"Oooh.. Iya iya. Tapi kita nggak kenalan deh kayaknya. Ya kan?"
"Iya, aku cm pernah liat kamu, dn aku ingat, hhe".

Dan entah mengapa, aku merasa dia itu seperti selalu tahu bagaimana perasaanku dan apa aktivitas ataupun masalahku, padahal aku nggak pernah cerita sedikitpun padanya. Dia sering menyampaikan padaku beberapa ayat Al-Quran maupun hadits Rasulullah. Dan itu selalu tepat menyadarkanku dari setiap keluhanku. Aku jadi semakin penasaran siapa dia sebenarnya.

Siang itu aku benar-benar diam, sedih seolah-olah tak punya kekuatan untuk tersenyum.
"Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan", ujarnya padaku.
Aku terkejut sepertinya dia tahu aku sedih dan kecewa gara-gara hasil try out. Aku menoleh, menatapnya sesaat, dan mengacuhkannya lagi. Tapi dalam hati aku penasaran, darimana dia tahu masalahku.

Hingga suatu hari, aku tak mendapatinya di bus yang biasa kami naiki. Aku, entah bagaimana, merasa ada yang hilang. Tidak, aku tidak merindukannya. Tidak mungkin.

Akhirnya, setelah tiga hari menanti, kami satu bus lagi. Hari ini, untuk pertama kalinya setelah satu bulan kami saling mengenal, aku memulai pembicaraan lebih dulu.
"Eh, dari 6666 ayat dalam Al-Quran, manakah yg paling kamu suka?"
"An Nur ayat 26. Wanita2 yg baik adalah untuk laki2 yg baik. Dan laki2 yg baik adl untuk wanita2 yg baik pula", jawabnya disertai senyuman.
"Ooh".
"Tapi mungkin untukku tidak didunia ini", sambungnya dg nada agak sedih.
"Maksudmu?"
"Ah, sudahlah. Forget it, aku hanya bercanda. Ahahaha", ucapnya riang, tanpa beban, seperti berubah 180 derajat.

Dia tak ingin terlihat lemah, selalu menyimpan kesedihan sendiri. "Kalau aku juga sedih, siapa yang menghiburmu?" begitu katanya.

H-4 Snmptn. Sudah 3 hari kemarin aku pulang sore, jadi tak bertemu dengannya. Hari ini kuharap kita satu bus. Namun perkiraanku salah, ia tak ada. Kursi itu kosong. Pak kondektur yang sepertinya sudah hafal kami bertanya,"Lho, temannya mana dek? Biasanya selalu bareng".
"Umm, kurang tahu pak".

Sepuluh menit kemudian, kondektur itu menghampiriku.
"Dek, maaf tadi saya lupa. Kemarin temennya titip ini", ucapnya sambil memberikan sebuah buku padaku.
"Oh, iya, terimakasih Pak".

Aku heran, tak mengerti maksud Argon (anak itu, aku memanggilnya Argon karena aku memang tak tahu namanya) memberiku buku Sang Pemimpi. Ku temukan sepucuk surat di dalam buku itu.



Assalamualaikum, :)

dear Oksigen :p
ahahaha...

Pasti heran y?, knapa aku kasih kamu buku ini. Maaf ya aku nggak bisa berikan langsung buku ini, karena waktuku memang terbatas. Dan kita tidak akan pernah bertemu kembali, tp semoga kita berjumpa lagi di surga ^^.

Simpan baik-baik ya, ini salah satu buku favoritku, saat kau merasa jenuh belajar atau putus asa, bacalah buku ini.

Aku juga minta maaf kalau punya salah sama kamu, aku tahu kamu pernah ngerasa sebel kan ma aku, hehe, maaf ya.

Oia, satu lagi. Di bagian belakang buku ini ada alamat fbku, tolong kamu update statusku tiap hari ya, 1 hari 1 ayat AlQuran, jd cukup kan 6666 ayat untuk beberapa tahun, kalau sudah habis, update hadits-hadits y. Hehe.. :D
maaf merepotkanmu, aku hanya ingin tetap bermanfaat bagi orang lain meskipun aku tak ada lagi di antara mereka. Aku tahu kamu anak yang baik kok, jadi pasti memenuhi permintaanku. ;D

Jaga diri baik-baik ya, cari Buffer yg tepat. *Buffer=penyangga hidup. :p
ingat surat An Nur:26, hehe..

Terima kasih untuk semuanya, Oksigen.
Smangat!! Kamu pasti bisa lolos snmptn ^_^

Wassalam....



"Waalaikumsalam", jawabku dalam hati.

Aku masih bingung, kata-katanya seperti orang yang mau pergi jauh, jauh sekali. Saat itu juga aku membuka fbnya dan kubaca kiriman wall dari temannya.

'Xxxx xxxxx
sobat, selamat jalan. Semoga arwahmu tenang di sisi-Nya.'

Aku yang haus informasi bertanya pada temannya. 'Argon telah tiada, kemarin, dia sakit', begitu jelasnya.

Aku ingin menangis, tapi tidak di sini. Meskipun sakit sekali rasanya, ku coba menahan kesedihan ini dalam hati. Kukepalkan tanganku di depan jantung, berusaha menguatkan diri.

Aku menyesal, pertemuan terakhir kami waktu itu berakhir dengan pertengkaran. Aku marah padanya, padahal ia tak sengaja merobek Ljkku. Aku sungguh menyesal, tak sempat memberikan senyumanku di akhir hidupnya.

Tapi aku tahu, aku harus berdamai dengan kenyataan.

Selamat jalan Argon, semoga kau tenang di sisi-Nya. Dan terima kasih untuk semuanya.

Ternyata Bukan Saya

Sore hari menjelang maghrib, dua mahasiswi berjalan menelusuri jl. Kesehatan memanfaatkan tenaga yang tersisa. Terlihat raut muka yang menggambarkan kelelahan fisik mereka karena seharian berkutat di kampus.

Tak trdefinisi: Haniiif..

Hanif: kayak ada yg manggil y? (berbicara pd fatiya, noleh kanan kiri depan belakang)

Fatiya: iyah, sapa y? (ikut bingung)

Tak terdefinisi: haniiiff...

Pandangan mereka tertuju pada sebuah mobil merah di depan, seseorang membuka pintu sebelah kanan.

Mereka melambatkan kecepatan, memperpendek langkah, sembari menunggu siapakah gerangan yg memanggil si-Hanif.

Dari rumah makan di samping mobil itu berhenti, keluar bocah laki2, ia berlari menghampiri mobil tadi.

Dan saat bocah itu mengubah sudut berdirinya, kedua gadis berjilbab itu berpandangan satu sama lain, tanpa bicara sedikitpun, hanya dg isyarat mata mungkin, mereka lantas tertawa.

Tahukah kau apa yang sebenarnya terjadi kawan?

Si bocah tadi memakai jersey sepak bola. Di bagian punggungnya tertulis:
HANIF
14


ahahaha, peristiwa yang membuat tokoh utama malu -__- namun cukup me-refresh hati, otak, dan fisiknya yang lelah hari ini. :D

Amalul Qolbi

Ketika ia sudah terlanjur tumbuh

Tak bisa kau mengembalikannya jadi benih

Dan tak bisa pula kau menebasnya,

Karena semakin kau berusaha mencabutnya dg emosi, akar-akarnya akan menancap semakin kuat dalam hatimu

Benih yang kau miliki itu adalah salah satu anugerah Allah SWT untuk semua hamba-Nya

Maka, cukuplah dg tidak memupuknya lebih banyak lagi mengikuti hawa nafsumu

Biarkanlah Allah yang menjaga dan menumbuhkannya

Hingga akan tiba saatnya suatu hari nanti, bunganya halal untuk kau petik

Dan berdoa kepada Allah, agar hatimu senantiasa condong kepada-Nya

Karena sesungguhnya Allah lah pemilik hati kita

Yogyakarta, 3 Oktober 2010

@Hanifassyifa

Rabu, 01 September 2010

Mari Berjilbab

Assalamualaikum Wr. Wb :)
Well,, aku bukannya bermaksud menggurui (karena aku sadar, ilmuku tentang agama juga masih belum tingkat tinggi), Cuma ingin share sedikit ilmu agama yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi kita semua :).

Wanita terindah itu adalah mereka yang mampu menjaga diri dan harga diri. Tak mudah mereka terpengaruh oleh budaya yang merendahkan, bahkan mengeksploitasi wanita sendiri. Wanita terindah ini adalah mereka, yang mampu menjaga agama mereka, sehingga orang menilai mereka sebagai berlian kehidupan. (Muhammad Sholihin, La Tahzan for Woman:11)

‘Menjaga diri dan harga diri’, sesuatu yang sangat penting bagi kita wahai saudari muslimahku.. dengannya kita bisa menghindarkan diri dari fitnah dunia. ‘Mengenakan jilbab’ dan ‘tidak berpakaian ketat’,, termasuk hal yang paling mendasar dan penting dalam menjaga diri kita, seperti yang dijelaskan dalam Surat An-Nur ayat 31:
 “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka . . . . (dst) “

Dan hadits: “Wahai Asma’, jika seorang wanita telah menjalani haid, maka tidak diperbolehkan baginya dilihat kecuali ini dan ini.’ Beliau mengisyaratkan wajah dan kedua telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud)

Duhai wanita-wanita muslimah, jilbab itu wajib untuk kita yang telah baligh. Tahukah kau? (kalau belum, sekarang sudah tau kan ;p)

Pernah aku mendengar atau membaca (lupa dimana),, beberapa alasan mengapa wanita tidak/belum mau pakai kerudung. Salah satu alasannya “p.a.n.a.s, bikin gerah, keringatan”… oh come on girls,, api neraka jauh lebih panas lhoo! Mungkin awalnya memang merasa gerah, tapi lama kelamaan juga biasa kok ^^. Toh kalian g 24jam pake kerudung kan.

Ada juga yang alasannya, “pake jilbab itu gak gaul, gak modis ah, nanti g ada yang memperhatikan”.. haduh haduh… kasiannya mereka yang bilang gitu, lebih mementingkan kesenangan duniawi yang fana daripada kehidupan kekal di akhirat. Yang begitu biasanya sih mengidolakan artis2 macam, Tayl*r Swi*t, Angelin* J*lie, Avr*l L*vigne, Em*a Wats*n, de el el … hei jeng, janganlah kalian meniru gaya hidup mereka,, remember, they’re non muslim…

Banyak juga yg bilang “aku belum siap ah, ntar dulu, daripada nanti sering lepas pakai”… kalo kalian emang niat dan tidak ragu-ragu, pasti bisa kok,, jangan menunda-nunda sesuatu, ingat: kita gak tau lho sampai kapan batas usia kita. QS.Ali Imran:60 “Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau(Muhammad) termasuk orang yang ragu-ragu”.

Ehmm ehmm,, di sini saya bukan ingin mengkritik atau menyinggung lhoo,, tp ingin meluruskan beberapa pemahaman teman-teman yang salah tentang berjilbab dan berpakaian ;D.

Jilbab itu harus menutupi dada >>  jilbab modis jaman sekarang, yang salah satu ujung jilbabnya di lingkarkan di leher, atau dijepit di atas kepala, dimasukkan ke dalam baju, dsb yang tidak menutupi dada,, pemakaian jilbab seperti itu salah say… jilbab itu bukan sebagai penutup rambut kita,, melainkan penutup aurat mulai dari kepala hingga ke dada (kecuali muka, boleh terlihat).  Jadi, berjilbablah sesuai aturan Islam, jangan mengikuti tren-tren yang sebenarnya tidak sesuai dg syariah Islam. Jangan takut berkerudung yang agak lebar/ besar,, g bakal dikira istrinya teroris kok, hehe…
Firman Allah QS.Al-Ahzab ayat 59:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tidak diperbolehkan berpakaian ketat dan tipis >> sering kali aku menjumpai perempuan2 remaja, bahkan ibu-ibu, mereka memakai kerudung namun berpakaian ketat hingga menampakkan lekuk tubuh mereka. Jeans ketat, legging, baju yang pendek yang mana jika mereka duduk maka akan terlihat bagian pinggang belakang mereka.. Astaghfirullah hal Adzim…
Dari Abdullah bin Umar RA, dia menceritakan, aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Pada akhir umatku nanti akan ada beberapa orang laki2 yang menaiki pelana, mereka singgah di beberapa pintu masjid, yang wanita2 mereka berpakaian tetapi (seperti) telanjang, di atas kepala mereka terdapat sesuatu seperti punuk unta yang miring. Laknat mereka, karena mereka semua terlaknat.” (HR. Ibnu Hibban)
“Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya, yaitu: Suatu kaum yang bersamanya cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk orang-orang, dan wanita2 berpakaian tetapi telanjang, genit, kepalanya seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga, tidak juga mencium bau surga, sesungguhnya bau surga tercium dari jarak ini dan itu.” (HR.Muslim)

Berjilbablah dimanapun kau berada >> hmm,, menutup aurat kok hanya di sekolah sich??… ya, sering saya bertemu teman atau adik/kakak kelas yang di sekolah berkerudung, tapi waktu jalan-jalan keluar mereka menanggalkan jilbabnya. Di dalam rumah kita boleh kok tidak memakai kerudung, tapi kalau keluar rumah, termasuk saat menemui tamu di teras, kita harus mengenakan jilbab lho, secara mereka bukan muhrim kita. (hai teman2 SmaQ,, maaf ya sebelumnya, tapi sebenarnya saya sedikit kecewa L , knapa kalian yang berjilbab, waktu plajaran renang kerudungnya dilepas?? Knapa pakai celana pendek atau legging yg ketat??)

Dilarang bagi muslimah memakai wangi-wangian yg tercium aromanya oleh orang lain >> Rasulullah bersabda:
“Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia telah berzina.” (HR. Ahmad, An-Nasa’I, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
“Wahai sekalian manusia, laranglah wanita-wanita kalian memakai perhiasan dan wangi-wangian di masjid, karena sesungguhnya bani Israel tidak dilaknat kecuali setelah wanita-wanita mereka memakai perhiasan dan wangi-wangian di masjid.” (HR. Ibnu Majah)

Nah, semoga dengan sedikit info dariku ini bisa menggugah niat kalian untuk berjilbab dan memperbaiki diri menjadi muslimah yang lebih baik ( saya jg sedang dalam proses menjadi muslimah yg lebih baik J).

QS.Ali Imran ayat 74: Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki karunia yang besar.

QS.Ali Imran ayat 138: Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

QS. An Nuur ayat 26: Wanita2 yang keji adl untuk laki2 yang keji dan laki2 yang keji adl untuk wanita2 yang keji(pula), dan wanita2 yang baik adalah untuk laki2 yang baik dan laki2 yang yang baik adalah untuk wanita2 yang baik(pula).

Terima kasih atas perhatiannya. Wassalam ^^
(pengen bgt bisa ngucapin “Salam KMMF”… :D amin)

Daftar Pustaka:
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita
Muhammad Sholihin, La Tahzan for Woman